Postingan

Sunday Blues

    Pakaian yang digunakan tidak menandakan orang itu bahagia dalam bekerja. Seragam hanya sebagai identitas semata kita bekerja dimana. Belum tentu kita menikmatinya. "Sunday Blues"  kadang menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang. Beberapa orang menjadi ketergantungan akan pekerjaannya. Ya, hidup untuk bekerja bukan? atau bekerja untuk hidup?. Lalu aku ingin...     Aku membayangkan berada di tengah-tengah hutan belantara."Mati teknologi". Bisu dalam keramaian. Mati dalam cengkraman dewa rimba. Hidup dari tanaman yang ada. Membangun tempat berteduh dengan potongan dedaunan dan batang-batang pohon. Terlihat sangat suram tanpa adanya teknologi. Namun, bagi sebagian orang itu adalah kemerdekaan pribadi. Hiruk-pikuk kota disulap menjadi kicauan burung adalah dambaan bagi beberapa orang. Ya sudah kita nikmati saja kehidupan yang sekarang. Mustahil sepertinya perkotaan berubah menjadi hutan belantara. Dan mungkin yang akan terjadi adalah alam yang hilang seiring

Not The End

     "Huffffffftttt" helaan napas panjang seketika keluar yang menandakan tubuh sudah sangat lelah terlebih pikiran. Memanjangkan kaki sambil berbaring diatas busa dengan ciri khas kain yang lusuh sambil memejamkan mata. Aktifitas beberapa hari kemarin sangat menguras energi hingga lupa kapan terakhir kali aku men-charger ulang diri sendiri. Setumpuk kekecewan kini menjadi simbol terbaik bagi raga dan hati yang sudah sangat lelah. Siapa yang mau kecewa? tentu saja semua orang tidak mau kecewa bukan? namun apa daya kekecewaan timbul sebagai respon terhadap sesuatu yang terjadi tetapi  tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Kemudian aku berpikir apa yang harus kuluapkan? dan mungkin dengan menulis seperti semua kekecewaan yang aku alami bisa terluapkan dan berharap bisa cepat berlalu sepeti bensin yang terbuka. Lalu aku mulai menulis...     Yang ada dibalik pikiranku sekarang hanyalah serangkaian pikiran seperti susunan puzzle yang acak. Atau mungkin seperti benang kusut. Sala